Filsafat, Pancasila, Prinsip Tunggal dan Agama
Februari 5th, 2010 by indraak11253
Filsafat adalah hasil pemikiran manusia berupa nilai-nilai berwujud kebenaran, yang bersifat fundamental, universal dan hakiki. Filsafat mengajarkan kearifan dan kebijakan dalam kehidupan. Filsafat bisa membentuk suatu sistem dalam kehidupan. Di sini seolah-olah manusia menciptakan sistem, melalui filsafat.
Bandingkan dengan Prinsip Tunggal, prinsip tunggal adalah kebenaran mutlak yang berwujud prinsip-prinsip yang ditetapkan oleh Illahi (Tuhan) berupa takdir yang tidak dapat dirubah. Prinsip-prinsip dimaksud merupakan suatu sistem yang komperhensip. Prinsip Tunggal bersifat imperatif (mengikat, memaksa), harus atau wajib dilaksanakan atau ditaati. Pelanggaran terhadap prinsip tunggal beresiko, hilangnya keseimbangan alam, kelestarian dan merusak tatanan kehidupan. Prinsip tunggal bisa berupa nilai-nilai moral, hukum alam atau lainnya yang bertujuan melestarikan kehidupan. Di sini manusia berusaha mencari dan mengungkap sesuatu (prinsip tunggal) yang memang sudah ada, dan manusia secara otomatis menjadi bijak, bila melaksanakan prinsip tunggal.
Pancasila adalah dasar negara RI, yang terdiri dari ideologi (sila ke 1,2 dan3), visi (sila ke 4) dan misi (sila ke 5).
Ideologi Pancasila identik dengan Ideologi Prinsip Tunggal, yang sesungguhnya adalah ideologi agama. Ketiganya ( ideologi pancasila, prinsip tunggal dan agama) adalah kebenaran mutlak yang berwujud prinsip-prinsip yang merupakan suatu sistem yang komperhensip. Yang dijadikan filsafat hidup atau prinsip hidup, sebagai akidah dan landasan moral dalam komunitas dunia (global).
Dengan Filsafat, banyak prinsip tunggal yang terungkap, jadi filsafat adalah sarana untuk mengungkap dan memahami prinsip tunggal. Agama mengajarkan prinsip-prinsip yang harus atau yang tidak boleh dilakukan oleh manusia. Agama adalah prinsip tunggal yang mengatur kehidupan. Sebagai manusia seharusnya kita bersyukur, karena agama mempunyai rujukan yang jelas yaitu kitab suci, dan ini memudahkan manusia untuk mengungkap kehidupan (lautan prinsip tunggal). Dengan memahami pancasila, prinsip tunggal atau agama, manusia dapat memilih jalan lurus untuk mencapai tujuan hidupnya di dunia (sukses dunia dan akhirat).
Pancasila dan Islam
Desember 15th, 2009 by indraak11253
Pancasila adalah Dasar Negara. Sebagai dasar negara, pancasila terdiri dari :
1. Ideologi Negara (sila ke 1,2 dan 3), sebagai landasan atau prinsip kehidupan.
2. Visi Negara (sila ke 4) yaitu membentuk pemerintahan rakyat (demokrasi).
3. Misi Negara (sila ke 5) yaitu mewujudkan keadilan sosial.
Ideologi pancasila (trisila), yang merupakan kebenaran mutlak atau prinsip tunggal (baca blog prinsip tunggal), adalah ideologi prinsip tunggal yang sebenarnya adalah ideologi agama. Karena agama adalah prinsip tunggal atau kebenaran mutlak, yang mempunyai rujukan yang jelas dan pasti yaitu kitab suci. Sedangkan trisila itu hanya rumusan yang mendasar dari agama tentang kehidupan manusia. Semua agama mempunyai rumusan yang sama tentang kehidupan manusia. Prinsip Tunggal Trisila mengambarkan aspek atau dimensi kehidupan manusia, yaitu :
1. Aspek atau dimensi Kehidupan pribadi (prinsip ketuhanan atau tauhid yaitu iman dan taqwa).
2. Aspek atau dimensi Kehidupan antar personal (prinsip kemanusian atau moral yaitu adil dan beradab).
3. Aspek atau dimensi Kehidupan komunitas (prinsip persatuan atau komunitas yaitu kebersamaan dan musyawarah).
Ketiga aspek kehidupan di atas, prinsip prinsip yang dikandungnya tak terhingga jumlahnya. Sehingga dapat mengantisipasi semua permasalah kehidupan yang tanpa batas.
Islam adalah agama yang dipeluk oleh mayoritas rakyat Indonesia. Sedangkan agama (bukan hanya islam) adalah prinsip tunggal atau kebenaran mutlak. Jadi Ideologi Pancasila atau Prinsip Tunggal Trisila adalah Ideologi Islam sesuai dengan prinsip keadilan (karena mayoritas WNI Muslim).
Prinsip tunggal adalah kebenaran mutlak yang berupa ketentuan Illahi yang tidak dapat dirubah atau takdir, oleh karenanya wajib bagi NKRI untuk menegakkan Syariat Islam bagi umat muslim yang menjadi warganya. (Baca blog miauideologi tentang “KEUNGGULAN SYARIAT ISLAM”).
Pancasila dan Nasionalisme
Nopember 28th, 2009 by indraak11253
Pancasila adalah produk bangsa Indonesia, yang harus kita hargai dan syukuri kelahirannya. Mengapa? Karena tanpa kita sadari pancasila telah membawa kita sebagai bangsa atau salah satu komunitas dunia kearah yang benar (menuju ke kebenaran mutlak atau prinsip tunggal), walau belum sepenuhnya (100%).
Sejarah menunjukan bahwa pemahaman dan penerapan pancasila selama ini mengarah ke pembenaran (kebenaran relative). Oleh karenanya wajar bila pancasila menjadi sumber kontroversi.
Kontroversi akan hilang, bila sila sila pancasila telah murni sebagai kebenaran mutlak atau prinsip tunggal, dan dipahami sebagai aksioma Illahiah.
Pancasila dapat dijelaskan sebagai aksioma Illahiah sebagai berikut :
Sila pertama,
Ketuhanan YME adalah kebenaran mutlak atau prinsip tunggal. Prinsip ketuhanan (tauhid) adalah iman dan taqwa. Iman dan taqwa mengatur aspek (dimensi) kehidupan pribadi yang inti atau muaranya adalah ibadah.
Sila kedua,
Kemanusiaan yang adil dan beradab (moral) adalah kebenaran mutlak atau prinsip tunggal. Prinsip kemanusiaan ini mengatur aspek (dimensi) kehidupan antar personal yang dapat menciptakan kedamaian dan ketentraman dalam kehidupan.
Sila ketiga,
Persatuan Indonesia adalah nasionalisme. Nasionalisme adalah sasaran antara (kebenaran relatif). Nasinalisme harus digerakan menuju persatuan dunia (sifat Illahiah) yang merupakan kebenaran mutlak atau prinsip tunggal. Prinsip persatuan adalah kebersamaan dan musyawarah yang mengatur aspek (dimensi) kehidupan komunitas atau kelompok.
Sila ke 1,2 dan 3 di atas adalah ideologi sebagai landasan tauhid dan moral dalam kehidupan tanpa mengabaikan persatuan, yang harus dilaksanakan secara utuh, karena salin melengkapi.
Sila keempat,
Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmah kebijaksanaan dalam permusyawarahan dan perwakilan. Sila ini sebenarnya adalah demokrasi yang merupakan Visi, yaitu membentuk pemerintahan rakyat.
Sila kelima,
Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia, sila ini merupakan Misi yaitu mewujudkan keadilan sosial.
Nasionalisme sebaiknya ditinggalkan, karena nasionalisme memicu ego. Nasionalisme bukan kebenaran mutlak atau prinsip tunggal, karena keluar dari sifat Illahiah ( persatuan yang sesungguhnya).
Minggu, 30 Mei 2010
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar