Kamis, 10 Maret 2011

softskill 2

Nama : Winda Listianingrum
Kelas : 3EA10
NPM : 11208290

Direktur Pusat Kajian Antikorupsi (Pukat) Universitas Gadjah Mada (UGM) Zainal Arifin Mochtar menilai tak ada masalah dengan isi BlackBerry Mesengger (BBM) antara Sekretaris Satuan Tugas (Satgas) Pemberantasan Mafia Hukum Denny Indrayana dengan istri Gayus Tambunan, Milana Anggraeini.

“Bahasa dan isi BBM itu kan meminta agar Milana berkata jujur,” kata Zainal dalam perbincangan dengan VIVAnews, Jumat malam. Sehingga dia menilai pengacara Gayus dan istrinya, Hotma Sitompoel berlebihan.

Menurutnya, Milana dan Gayus memang harus jujur dan membuka semua yang mereka ketahui terkait mafia pajak, hukum, bahkan pelesir ke beberapa negara. “Saya malah mempertanyakan untuk apa pengacara membuka percakapan kliennya?” kata dia.

Kemarin, Hotma membuka isi BBM antara kliennya Milana dan Denny. Dia menilai Satgas seharusnya tidak lagi berkomunikasi dengan tersangka dan keluarganya.

EYD yang benar :
Direktur Pusat Kajian Antikorupsi (Pukat) Universitas Gadjah Mada (UGM) Zainal Arifin Mochtar menilai tak ada masalah dengan isi BlackBerry Mesengger (BBM) antara Sekretaris Satuan Tugas (Satgas) Pemberantasan Mafia Hukum Denny Indrayana dengan istri Gayus Tambunan, Milana Anggraeini.
Menurut Zainal, Milana dan Gayus memang harus jujur dan membuka semua yang mereka ketahui terkait mafia pajak, hukum, bahkan pelesir ke beberapa negara.
Kemarin, Hotma membuka isi BBM antara kliennya Milana dan Denny. Dia menilai Satgas seharusnya tidak lagi berkomunikasi dengan tersangka dan keluarganya.

softskill 2

Nama : Winda Listianingrum
Kelas : 3EA10
NPM : 11208290

“Saya kira pesan itu nyaring, melengking. Bahkan hampir seperti akan memecahkan kaca-kaca rumah,” kata Daniel usai diskusi Polemik Trijaya, di Warung Daun, Cikini, Jakarta, Sabtu 15 Januari 2011.

Sebenarnya, menurut Daniel, Presiden SBY sudah berulang kali memberikan reaksi atas penuntasan kasus Gayus dan perkara mafia pajak lainnya. Salah satunya, kata dia, memberi arahan pada rapat kabinet yang digelar di Bandara Halim Perdanakusuma, Jakarta, kemarin.

“Agendanya tunggal yaitu presiden menerima laporan tetapi juga memberi arahan yang diharap ada tindak lanjut segera atas kasus Gayus yang dianggap oleh publik kurang cepat. Bahkan kurang cekatan,” kata Daniel.

Artinya, sambung Daniel, Presiden meminta aparat penegak hukum segera tuntaskan kasus Gayus. “Pada dua lembaga hukum yang berada di bawah yurisdiksi pemerintah, kepolisian dan kejaksaan.”

Dia meminta rapat kabinet di Halim dipahami sebagai tanda bahwa presiden memberikan perhatian besar terhadap penuntasan kasus Gayus. “Yang memenuhi prinsip kesegeraan, urgensi, tetapi juga mendesak agar langkah-langkah konkrit itu muncul dan diketahui publik, dirasakan publik, dan dilihat bahwa itu memang betul nyata,” kata Daniel.

EYD yang benar :

“Saya kira pesan itu nyaring, melengking. Bahkan hampir seperti akan memecahkan kaca-kaca rumah,” kata Daniel usai diskusi Polemik Trijaya, di Warung Daun, Cikini, Jakarta, Sabtu 15 Januari 2011.

Sebenarnya, menurut Daniel, Presiden SBY sudah berulang kali memberikan reaksi atas penuntasan kasus Gayus dan perkara mafia pajak lainnya.
Dia meminta rapat kabinet di Halim dipahami sebagai tanda bahwa presiden memberikan perhatian besar terhadap penuntasan kasus Gayus. “Yang memenuhi prinsip kesegeraan, urgensi, tetapi juga mendesak agar langkah-langkah konkrit itu muncul dan diketahui publik, dirasakan publik, dan dilihat bahwa itu memang betul nyata,” kata Daniel.

Selasa, 01 Maret 2011

Perbedaan Karangan Ilmiah, Semi Ilmiah, dan Non-Ilmiah

Tugas sofskill 2
Nama : Winda listianingrum
Npm : 11208290
Kelas : 3EA10
Mata kuliah : Bahasa Indonesia 2

Perbedaan Karangan Ilmiah, Semi Ilmiah, dan Non-Ilmiah

BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Langkah terakhir adalah perorganisasian karangan. Dalam hal ini tujuan dan bahan penulisan turut menentukan bentuknya. Organisasi karangan pada umumnya mengikuti pola ilustratif, analitis atau argumentative.
Untuk menentukan organisasi itu, mula-mula kita menyusun suatu kerangan (outline) karangan. Menyusun kerangka karangan berarti memecahkan topik ke dalam subtopik dan mungkin selanjutnya akan kedalam sub-topik lainnya. Kerangka itu mungkin berbentuk kerangka topik atau kerangka kalimat. Namun dalam pembahasaan disini saya lebih mencodong terhadap perbedaan karangan, itu sedikit ulasan tentang kerangka karangan. Sebelumnya, anda mengetahui perbedaan dari tema dan judul karangan, karena sebagian orang yang awam dalam tema dan judul disama artikan. Dibawah ini jelaskan perbedaan anatara judul dengan tema :
• Tema merupakan masalah, persoalan, gagasan, pikiran, atau ide utama, yang dikembangkan dalam tulisan. Tema harus ditentukan sebelum menulis. Dengan demikian tema menjiwai seluruh tulisan.
• Judul bukan merupakan masalah pokok atau ide karangan. Judul hanyalah sekedar nama karangan. Istilah lainnya adalah kepala karangan. Judul tidak harus ditetapkan sebelum menulis, tetapi dapat ditentukan setelah karangannya selesai. Jika tema bersifat mengikat, judul bersifat bebas. Akan tetapi, yang perlu diingat bahwa judul sebaiknya berhubungan dengan tema. Syarat umum secara umum adalah singkat, jelas, menarik, dan mebanyangkan isi karangan.
1.2 Masalah

1. Apa pengertian karangan ilmiah, semi ilmiah, dan non-ilmiah?
2. Apa ciri-ciri karangan ilmiah, semi ilmiah, dan non-ilmiah?
3. Apa jenis-jenis karangan?

BAB 2 LANDASAN TEORI
Karangan berdasarkan penyajiannya :
1. Karangan Narasi
Menceritakan suatu peristiwa /kejadian, ada tokoh alur dan suasana.
Contoh : Cinta tahu bahwa Agung membutuhkan pertolongan seseorang. Andre masih menimbang-nimbang haruskah aku menolongnya? Bagaimana dengan Ibunya? Masih mengiang-ngiang ditelinganya saat Bu Ardan (Ibu Agung) melarang dan mengusirnya supaya tidak bermain lagi dengan anaknya, Agung.Untunglah, keluarga Andre segera pindah rumah.
2. Karangan argumentasi
Pendapat atau ide untuk membuktikan kebenaran, adanya kesimpulan.
Contoh : memelihara ayam itu sangat mudah bukti bahwa memelihara ayam itu mudah dapat dilihar dengan menjamurnya peternakan ayam dibeberapa daerah banyak orang yang berhasil dalam beternak ayam. Memelihara ayam tidak banyak gangguan berarti. Adapun munculnya beberapa penyakit atau gangguan kecil lainnya, anggaplah sebagai variasi untuk usaha peternakan ayam ke arah yang lebih maju.
3. Karangan eksposisi
Memaparkan atau merinci informasi data dan fakta diakhir paragraf penegasan
Contoh : kebutuhan benih padi bersertifikat label biru secara nasional makin tahun makin meningkat. Benih padi bersertifikat label biru yang mempunyai daya saing yang tinggi terhadap jenis benih lain. Panen padi sebagai hasil dan benih padi bersertifikat label biru itu meningkat sampai 9,57% dari pada benih yang tidak bersertifikat label biru.
4. Karangan persuasi
Mengajak dan mempengaruhi pembaca.
Contoh : disiplin adalah salah satu faktor penunjang yang paling pokok dalam mencapai keteraturan hidup. Buatlah jadwal kegiatan setiap harinya. Taatilah semua jadwal yang telah disusun. Kita ambil contoh misalnya, bangun tidur pukul berapa, berangkat sekolah pukul berapa, tidur siang pukul berapa, dan jangan lupa waktu main pun harus ada. Kita memang perlu rileks sekedar mengurangi stress.
Adapun 3 jenis karangan non ilmiah, semi ilmiah dan ilmiah ;
1. Non Ilmiah (Fiksi) adalah Satu ciri yang pasti ada dalam tulisan fiksi adalah isinya yang berupa kisah rekaan. Kisah rekaan itu dalam praktik penulisannya juga tidak boleh dibuat sembarangan, unsur-unsur seperti penokohan, plot, konflik, klimaks, setting dan sebagai berikut.
2. Semi Ilmiah adalah sebuah penulisan yang menyajikan fakta dan fiksi dalam satu tulisan dan penulisannyapun tidak semi formal tetapi tidak sepenuhnya mengikuti metode ilmiah yang sintesis analitis karena sering di masukkan karangan non-ilmiah. Maksud dari karangan non-ilmiah tersebut ialah karena jenis Semi Ilmiah memang masih banyak digunakan misal dalam komik, anekdot, dongeng, hikayat, novel, roman dan cerpen.
Karakteristiknya : berada diantara ilmiah.
3. Ilmiah adalah karangan ilmu pengetahuan yang menyajikan fakta dan ditulis menurut metodolog penulisan yang baik dan benar. Adapun jenis karangan ilmiah yaitu:
• Makalah: karya tulis yang menyajikan suatu masalah yang pembahasannya berdasarkan data di lapangan yang bersifat empiris-objektif (menurut bahasa, makalah berasal dari bahasa Arab yang berarti karangan).
• Kertas kerja: makalah yang memiliki tingkat analisis lebih serius, biasanya disajikan dalam lokakarya.
• Skripsi: karya tulis ilmiah yang mengemukakan pendapat penulis berdasar pendapat orang lain.
• Tesis: karya tulis ilmiah yang sifatnya lebih mendalam daripada skripsi.
• Disertasi: karya tulis ilmiah yang mengemukakan suatu dalil yang dapat dibuktikan oleh penulis berdasarkan data dan fakta yang sahih dengan analisis tang terinci.
Berikut contoh-contoh dari wancana ilmiah, semi ilmiah dan non ilmiah ;
CONTOH WACANA ILMIAH:
Linguistik dewasa ini berkembang dengan pesat. Perkembangan tersebut dapat dilihat dari kian banyaknya teori dan penelitian yang telah dihasilkan serta munculnya bermacam gerakan dan aliran. Perkembangan teori-teori tersebut merata pada pelbagai cabang-cabang linguistik, seperti pada fonetik, fonologi, morfologi, sintaksis, semantik, juga pragmatik. Bukan itu saja, penelitian-penelitian yang dilahirkan dari perkembangan teori tersebut pula semarak dan tumbuh bak jamur di musim hujan. Perkembangan teori dan makin banyaknya penelitian yang dihasilkan itu tidak terlepas dari gerakan dan aliran yang memayungi dan menyemarakkan dunia linguistik.
Penerbitan dan pengedaran buku-buku serta karya-karya tentang linguistik juga ikut berperan dalam penyebaran dan pengembangan linguistik. Karya de Saussure Course in General Linguistics, dapat dikatakan menjadi pemicu tumbuh dan berkembangnya linguistik.
Praktik-praktik linguistik sampai dengan tahun 60-an dapat ditandai dengan adanya generalisasi induktif dalam penyelidikan ilmiah. Dengan kata lain, data-data kebahasaan diamati lebih dahulu kemudian disusunlah teori berdasarkan organisasi data tersebut. Namun, hal itu tidak selamanya dilakukan. Dalam penyelidikan linguistik kini, pengamatan juga sarat dengan teori, selain deskripsi dan analisis.
Dalam penelitian ilmiah ada baiknya konsep-konsep yang melatarbelakangi penelitian linguistik tersebut dibedakan sehingga kita dapat melihat secara tajam perbedaan-perbedaan konseptual di balik pemakaian istilah itu. Konsep-konsep tersebut seperti teori, paradigma, tendensi, aliran, dan gerakan. Hal tersebut dimaksudkan agar peneliti mengetahui posisi dan sikapnya dalam kegiatan penelitian.
Untuk mendapatkan pengertian dari teori, paradigma, tendensi, aliran, dan gerakan di atas, berikut ini akan dijelaskan perbedaannya secara singkat. Teori merupakan sistem yang makin abstrak yang menghasilkan penjelasan, prediksi, rekonstruksi, interpretasi, evaluasi, dan dapat merumuskan kaidah atau hukum. Menurut Verhaar (dalam Sutami, 2001) teori dapat dibagi menjadi dua, yaitu teori yang kurang abstrak dan teori yang abstrak. Teori yang kurang abstrak merupakan ringkasan data dan uraian prosedur penemuan. Teori yang abstrak tidak diperoleh dari data saja, tetapi juga dari penalaran logis, matematis, bahkan juga dapat berdasarkan intuisi peneliti dengan kerangka rujukan tertentu.
Paradigma ialah prestasi ilmiah yang diakui pada suatu masa sebagai model untuk memecahkan maslaah ilmiah. Paradigma bisa disebut sebagai norma ilmiah. Suatu penelitian yang tidak menggunakan paradigma yang berlaku pada masa tertentu, maka penelitian itu dikatakan tidak ilmiah. Pada tahun 60-an misalnya, paradigma yang menonjol adalah positivisme (objek penelitian terlepas dari subjek). Contoh lain adalah paradigma Plato (bahasa adalah fisei) dan Aristoteles (bahasa adalah tisei).
Tendensi ialah nuansa berpikir yang nampak pada karya-karya ilmiah tertentu yang berasal dari ilmu atau pandangan di luar linguistik. Tendensi itu berupa pengaruh lain di dalam linguistik dan mewarnai cara berpikir sarjana tersebut. Misalnya, karya-karya Chomsky yang bertendensi psikologisme, atau Pike yang bertendensi antropologisme.
Aliran adalah kumpulan sarjana yang berpengaruh pada ajaran atau guru yang sama. Ajaran itu dikembangkan oleh seseorang atas dasar falsafah teori yang dianutnya. Ajaran itu kemudian dikembangkan dan diikuti orang lain sehingga menjadi aliran. Contoh: aliran Transformasi Generatif merupakan kumpulan sarjana yang berpegang pada ajaran dari Chomsky. Aliran Praha (Trubetzkoy), aliran Tegmemik (Pike).
Gerakan adalah cara berpikir yang tidak diarahkan oleh tokoh atau kelompok tertentu yang menajdi dasar menyeluruh kegiatan ilmiah tertentu bagi aliran atau tokoh yang berlainan. Gerakan bisa berupa teori, falsafah, atau pandangan umum yang memayungi aliran tertentu. Mislanya, gerakan Generativisme memayungi aliran Transformasi Generatif.
CONTOH WACANA SEMI ILMIAH:
Jadikanlah suatu keyakinan bahwa,”Apa yang tuan cita-citakan pasti tercapai, dan apa yang tuan usahakan pasti . Contoh wacana semi ilmiah KELAPARAN JADI PERHATIAN SERIUS
CONTOH WACANA NON ILMIAH:
Tanggerang, KOMPAS Kantor bea dan cukai bandara Soekarna-Hatta, Jakarta. Kembali manggalkan upaya penyelundupan sabu dari Iran ke Indonesia. Sebanyak 9.56 kilogram sabu seharga Rp 20 milliaritu dikirim melaluipaket kargo oleh MK (Iran). Sabu tersebut dimasukan kedalam rongga aneka hiasan dari atu marmer impor. Modus yang digunakan tersangka ini cukup fantastis. Sabu dipadatkan dan dimasukan dibagian tengah pajangan atau rongga hiasan yang terbuat dari marmer,sepeeti pajangan granit, pajangan marmer dan miniature air terjun sebagai stone. Paket tersebut dikrim dengan pesawat Etihad Airways. Dikarenakan sabu masuk dalam kategori narkotika golongan I, tersangaka melanggar Undang-undang Nomor 35 tahun 2009 tentang psikotropika, dan tersangak terancam pidana 20 tahun penjara dan denda maksimum Rp 10 milliar.
BAB 3 PENUTUP
SIMPULAN
Berdasarkan hasil pembahasan di atas dapat disimpulkan sebagai berikut
Karangan ilmiah yakni (menyajikan fakta umum) fakta yang semua orang mengetahuinya namun disajikan dengan berbeda. Karangan non ilmiah yakni (secara pribadi pemikiran fakta), namun terbagi ada ilmiah (biografi, autobiografi) dan non ilmiah (novel, cerpen, puisi). Sedangakan semi ilmiah (termasuk karangan popular) seperti opini, tips, editorial dan lain-lain.
DAFTAR PUSTAKA
• 20 februari 2011. “Perbedaan Karangan”. URL : http://indonesialanguage.blogspot.com/2008/03/materi-bahasa-indonesia_6471.html
• Gina, wati. 20 Februari 2011. “Wancana Ilmiah, Semi Ilmiah dan Non Ilmiah”. URL : www.dunia-sista.blogspot.com
• Lutfie. 20 Februari 2011. “Perbedaaan Karangan Ilmiah, Semi Ilmiah dan Non ilmiah”. URL : www.loetfhie.blogspot.com
• RN, Tri, Wahyu. Februari 2006. “Bahasa Indonesia”. Universitas Gunadarma, Jakarta.

PENALARAN

Tugas sofskill 2
Nama : Winda listianingrum
Npm : 11208290
Kelas : 3EA10
Mata kuliah : Bahasa Indonesia 2

Penalaran
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Setiap saat selama hidup kita, terutama dalam keadaan jaga (tidak tidur), kita selalu berpikir. Berpikir merupakan kegiatan mental. Pada waktu kita berpikir, dalam benak kita timbul serangkaian gambar tentang sesuatu yang tidak hadir secara nyata. Kegiatan ini mungkin tidak terkendali, terjadi dengan sendirinya, tanpa kesadaran, misalnya pada saat-saat kita melamun. Kegiatan berpikir yang lebih tinggi dilakukan secara sadar, tersusun dalam urutan yang saling berhubungan, dan bertujuan untuk sampai kepada suatu kesimpulan. Jenis kegiatan berpikir vang terakhir inilah yang disebut kegiatan bernalar.
Berdasarkan uraian di atas, dapatlah dicatat bahwa proses bernalar atau singkatnya penalaran merupakan proses berpikir yang sistematik untuk memperolch kesimpulan berupa pengetahuan. Kegiatan penalaran mungkin bersifat ilmiah atau tidak ilmiah. Dari prosesnya, penalaran itu dapat dibedakan sebagai penalaraninduktif dandeduktif. Penalaran ilmiah mencakup kedua proses penalaran itu.
1.2 MASALAH
a. Apa yang dimaksud dengan penalaran ?
b. apa saja metode penalaran ?
c. apa saja faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya salah nalar?
BAB 2 LANDASAN TEORI
2.1 Pengertian Penalaran
Penalaran adalah proses berpikir yang bertolak dari pengamatan indera (pengamatan empirik) yang menghasilkan sejumlah konsep dan pengertian. Berdasarkan pengamatan yang sejenis juga akan terbentuk proposisi – proposisi yang sejenis, berdasarkan sejumlah proposisi yang diketahui atau dianggap benar, orang menyimpulkan sebuah proposisi baru yang sebelumnya tidak diketahui. Proses inilah yang disebut menalar.
2.2 Metode Penalaran
Ada dua jenis metode dalam penalaran atau menalar antara lain :
2.2.1 Metode penalaran induktif adalah adalah suatu penalaran yang berpangkal dari peristiwa khusus sebagai hasil pengamatan empirik dan berakhir pada suatu kesimpulan atau pengetahuan baru yang bersifat umum. Dalam hal ini penalaran induktif merupakan kebalikan dari penalaran deduktif. Untuk turun ke lapangan dan melakukan penelitian tidak harus memliki konsep secara canggih tetapi cukup mengamati lapangan dan dari pengamatan lapangan tersebut dapat ditarik generalisasi dari suatu gejala. Dalam konteks ini, teori bukan merupakan persyaratan mutlak tetapi kecermatan dalam menangkap gejala dan memahami gejala merupakan kunci sukses untuk dapat mendiskripsikan gejala dan melakukan generalisasi.
Jenis-jenis penalaran induktif adalah :
Generalisasi
Generalisasi adalah proses penalaran yang bertolak dari fenomena individual menuju kesimpulan umum.
• Tamara Bleszynski adalah bintang iklan, dan ia berparas cantik.
• Nia Ramadhani adalah bintang iklan, dan ia berparas cantik.
Generalisasi: Semua bintang sinetron berparas cantik.
Pernyataan “semua bintang sinetron berparas cantik” hanya memiliki kebenaran probabilitas karena belum pernah diselidiki kebenarannya.
Contoh kesalahannya:
Omas juga bintang iklan, tetapi tidak berparas cantik.

Macam-macam generalisasi
Generalisasi sempurna
Adalah generalisasi dimana seluruh fenomena yang menjadi dasar penyimpulan diselidiki.
Contoh: sensus penduduk
Generalisasi tidak sempurna
Adalah generalisasi dimana kesimpulan diambil dari sebagian fenomena yang diselidiki diterapkan juga untuk semua fenomena yang belum diselidiki.
Contoh: Hampir seluruh pria dewasa di Indonesia senang memakai celana pantalon.
Prosedur pengujian generalisasi tidak sempurna
Generalisasi yang tidak sempurna juga dapat menghasilkan kebenaran apabila melalui prosedur pengujian yang benar.
Prosedur pengujian atas generalisasi tersebut adalah:
1. Jumlah sampel yang diteliti terwakili.
2. Sampel harus bervariasi.
3. Mempertimbangkan hal-hal yang menyimpang dari fenomena umum/ tidak umum.

Kausalitas
Kausalitas merupakan perinsip sebab-akibat yang dharuri dan pasti antara segala kejadian, serta bahwa setiap kejadian memperoleh kepastian dan keharusan serta kekhususan-kekhususan eksistensinya dari sesuatu atau berbagai hal lainnya yang mendahuluinya, merupakan hal-hal yang diterima tanpa ragu dan tidak memerlukan sanggahan. Keharusan dan keaslian sistem kausal merupakan bagian dari ilmu-ilmu manusia yang telah dikenal bersama dan tidak diliputi keraguan apapun.

Analogi
Analogi dalam ilmu bahasa adalah persamaan antar bentuk yang menjadi dasar terjadinya bentuk-bentuk yang lain. Analogi merupakan salah satu proses morfologi dimana dalam analogi, pembentukan kata baru dari kata yang telah ada. Contohnya pada kata dewa-dewi, putra-putri, pemuda-pemudi, dan karyawan-karyawati.

2.2.2 Metode penalaran deduktif adalah metode berpikir yang menerapkan hal-hal yang umum terlebih dahulu untuk seterusnya dihubungkan dalam bagian-bagiannya yang khusus.
Contoh: Masyarakat Indonesia konsumtif (umum) dikarenakan adanya perubahan arti sebuah kesuksesan (khusus) dan kegiatan imitasi (khusus) dari media-media hiburan yang menampilkan gaya hidup konsumtif sebagai prestasi sosial dan penanda status sosial.

Macam-Macam Silogisme :
1. Silogisme Kategorial adalah silogisme yang disusun berdasarkan klasifikasi premis dan kesimpulan yang kategoris. Premis yang mengandung predikat dalam kesimpulan disebut premis mayor, sedangkan premis yang mengandung subjek dalam kesimpulan disebut premis minor.
2. Silogisme Hipotesis adalah silogisme yang memiliki premis mayor berupa proposisi hipotetis (jika), sementara premis minor dan kesimpulannya berupa proposisi kategoris.
3. Silogisme Alternative adalah Silogisme yang terdiri atas premis mayor berupa proposisi alternatif. Proposisi alternatif yaitu bila premis minornya membenarkan salah satu alternatifnya. Simpulannya akan menolak alternatif yang lain.

Entimem merupakan bentuk singkat silogisme dengan jalan mengubah format yang disederhanakan, tanpa menampilkan premis mayor. Bentuk silogisme ini bisa dimunculkan dalam dua cara: 1) C=B karena C=A, dan 2) Karena C=A, berarti C=B. Bentuk penalaran ini bisa dikembangkan dalam format yang lebih detail bagian per bagian yang akan memperbanyak gagasan dan konsep. Hubungan logis memegang peran utama dalam penalaran tipe ini. Pada umumnya entimem dimulai dari kesimpulan, hanya saja ada alternatif mengemukakan sebab untuk sampai kepada kesimpulan.


2.3 FAKTOR-FAKTOR TERJADINYA SALAH MENALAR
Gagasan, pikiran, kepercayaan, atau simpulan yang salah, keliru, atau cacat disebut salah nalar. Salah nalar ini disebabkan karena ketidaktepatan orang mengikuti tata cara pikirannya. Apabila kita perhatikan beberapa kalimat dalam bahasa Indonesia secara cermat, kadang-kadang kita temukan beberapa pernyataan atau premis tidak masuk akal. Kalimat-kalimat yang seperti itu disebut kalimat dari hasil salah nalar.
Faktor-faktor yang meyebabkan salah nalar, yaitu sebagai berikut:
*Deduksi yang salah
Salah nalar yang disebabkan oleh deduksi yang salah merupakan salah nalar yang amat sering dilakukan seseorang. Hal ini terjadi karena orang salah mengambil simpulan dari suatu silogisme dengan diawali oleh premis yang salah atau tidak memenuhi syarat. Beberapa salah nalar jenis ini adalah sebagai berikut:
1. Pak Radi tidak dapat dipilih sebagai Lurah di sini karena dia miskin.
2. Dia pasti cepat mati karena dia menderita penyakit jantung.
*Generalisasi Terlalu Luas
Salah nalar jenis ini disebabkan oleh jumlah premis yang mendukung generalisasi tidak seimbang dengan besarnya generalisasi itu sehingga simpulan yang diambil menjadi salah. Beberapa salah nalar jenis ini adalah sebagai berikut:
1.Gadis Bandung cantik-cantik.
2.Kuli pelabuhan jiwanya kasar.
*Pemilihan Terbatas Pada Dua Alternatif
Salah nalar ini dilandasi oleh penalaran alternatif yang tidak tepat dengan pemilihan “itu” atau “ini”
Beberapa penalaran yang salah seperti itu adalah sebagai berikut:
1.Engkau harus mengikuti kehendak ayah atau engkau berangkat dari rumah ini.
2.Dia membakar rumahnya agar kejahatannya tidak ketahuan orang.
*Penyebaban yang salah nilai
Salah nalar jenis ini disebabkan karena kesalahan menilai sesuatu sehingga mengakibatkan terjadi pergeseran maksud. Orang tidak menyadari bahwa yang dikatakan itu adalah salah. Beberapa salah nalar yang termasuk jenis ini adalah sebagai berikut:
1.Matanya buta sejak beberapa waktu yang lalu. Itu tandanya dia melihat gerhana matahari total.
2.Sejak ia memperhatikan dan membersihkan kuburan leluhurnya dia hamil.

BAB 3 PENUTUP
KESIMPULAN
Dari hasil penulisan diatas mengenai penalaran dapat di simpulkan bahwa penalaran adalah Penalaran merupakan proses berpikir menurut alur kerangka berpikir tertentu, merupakan kunci pembuka gerbang ke arah kemajuan seperti apa yang dicapai oleh manusia sekarang ini. Penalaran hanya terkait dengan berpikir sadar dan aktif, dan mempunyai karakteristik tertentu untuk menemukan kebenaran.

DAFTAR PUSTAKA
1. www.id.wikipedia.com
2. www.id.wordpress.com
3. www.google.com